Selasa, 15 November 2011

Ternyata Moyang Orang Maluku adalah Bangsa Yahudi... :( ???



Yup, itulah yang dikatakan Rabbi Resley dalam bukunya “Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia”.
Terungkapnya keberadaan orang Israel di Maluku ini dimulai dari penelitian penulis mengenai asal-usul nenek moyang penulis sendiri, yaitu penduduk awal (mula-mula) Pulau S’rua yang adalah pulau ketiga dari Kepulauan Teon, Nila, S’rua (TNS). Namun ternyata penelitian ini meluas ke kebudayaan Maluku secara keseluruhan.
Menurut Resley, bila selama ini umat Kristiani Maluku menyebut diri mereka dengan sebutan Israel tanpa rasa takut, menggunakan simbol-simbol Israel, dan cenderung bertingkah laku seperti orang Israel, dan membela Israel mati-matian; hal tsb bukanlah sekedar fanatisme iman mereka semata, namun juga timbul karena dorongan dari dalam hati mereka. Hal ini disebabkan karena berdasarkan hasil penelitiannya cukup banyak ditemukan persamaan antara bahasa, adat-istiadat (kebudayaan), serta peninggalan orang Maluku yang memiliki kemiripan dengan suku bangsa Yahudi. Dengan kata lain, nenek moyang orang Maluku adalah bangsa Yahudi.
Resley mengatakan bahwa jauh hari sebelum bangsa Arab dan bangsa Eropa mengenal Maluku (Arab tiba pertengahan abad ke-14, Portugis tiba awal abad ke-15) telah ada bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengenal Maluku, termasuk bangsa China.
Orang Israel (Ibrani) masuk ke Maluku melalui India dan China. Karena pada tahun 605 SM dari Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) ditaklukkan dan diangkut ke pembuangan di daerah Media dan Persia (Iraq dan Iran). Saat Kerajaan Persia berkuasa, kekuasaannya meliputi Etiopia (Afrika) sampai ke India. Bahkan sejak tahun 722 SM, Kerajaan Israel (Kerajaan Utara) yang terdiri dari 10 suku telah lebih dahulu diangkut oleh bangsa Asyur, kemudian diserakkan di berbagai bangsa di daerah kekuasaan Asyur dan saat bangsa Romawi menjajah Palestina dan Asia Tengah sejak tahun 63 SM sampai munculnya agama Kristen pada abad 1 M, ketika itu jalan-jalan raya dibangun, sehingga memungkinkan bagi seseorang untuk mencapai seluruh bagian kerajaan ini dengan mudah. Orang Israel tersebar hampir di semua kota di dalam wilayah kekaisaran Romawi sebagai pedagang (Pengantar PB hal. 4-5) dan pada saat ini terjadi hubungan dagang yang sangat baik antara dunia barat (Kerajaan Roma) dengan dunia timur (Kerajaan China).
Pada saat menjadi bagian dari kekaisaran Roma inilah para pedagang bangsa Ibrani tiba di Maluku bersama mitra dagang kerajaan Roma yaitu para pedagang bangsa China. Salah satu bukti kuat bahwa pada abad ke-1 M rempah-rempah dari Maluku pernah dijual di Yerusalem, adalah karena pada tahun 33 M, beberapa orang wanita Yahudi yaitu: Maria Magdalena dan teman-temannya membeli rempah-rempah di pasar Yerusalem untuk mengawetkan jenazah Yesus (Markus 16:1).
Peluang lain orang Israel tiba di Maluku adalah pedagang-pedagang Israel datang sendiri ke Maluku setelah mengetahui jalan ke Maluku dari para pedagang bangsa China.
Dalam buku Sejarah Maluku hal. 19 dikatakan bahwa kata Maluku berasal dari kata “Maloko” yang merupakan sebutan gelar bagi Kalano (kepala daerah) . Nah, kata “Maloko” ini menurut Resley berasal dari bahasa Ibrani. Sebutan bagi raja dalam bahasa Ibrani adalah “Melek” atau “Melekh”. Bentuk yang lebih kuno adalah “Maliki” (EKAMK II hal. 292), sehingga dalam Tambo Dinasti Tang di China (618-906) “Maluku” tercatat sebagai “Miliku”, yaitu suatu daerah yang dipakai sebagai patokan penentuan arah ke kerajaan “Holing” (Kalingga) yang ada di sebelah barat.
Kata lain yang mirip dengan Maloko adalah “Molokh” yaitu ilah yang disembah bani Amon. Bentuk Ibrani nama ini ialah “Molek”. Dalam kitab suci Perjanjian Lama, Molek umumnya memiliki kata sandang (Imamat 18:21; 20:2-5, 2 Raja-raja 23:10, Yeremia 32:35). Kata “Molokh” pada ayat-ayat tsb menyiratkan bahwa kata itu mungkin merupakan kata umum bagi orang yang memerintah (EKAMK II hal. 93). Dengan demikian, maka gelar Maloko yang dikenakan bagi seorang Kalano adalah berasal dari budaya dan bahasa Ibrani. Dan kata Molekh (Moloch) dalam bahasa Ibrani artinya raja. Maloko kemudian disebut Maluku (Molokhus). Dan memang kepulauan Maluku artinya kepulauan raja-raja.
Selain itu menurut Resley, kata “Alifuru” yang merupakan sebutan bagi orang yang pertama kali mendiami Maluku bukan berasal dari bahasa Arab (Alif). Sebab jauh hari sebelum pengaruh Arab (Islam) masuk ke Maluku pada pertengahan abad ke XIV, sudah ada bangsa yang mendiami kepulauan Maluku yang penyebarannya dimulai dari Nusa Ina dan Halmahera yang mana disebut oleh antropolog AH. Keane, FJP. Sachese dan OD. Tauren dengan sebutan suku bangsa “Alfuros”.
Kata Alfuros ini sangatlah tidak mungkin diambil dari kata Alifuru, sekalipun kata ini menunjuk pada pengertian manusia mula-mula. Sebab bila kata Alifuru ini dikaitkan dengan kata Maloko, Baeleu, dan Seniri, serta budaya kepala suku, yaitu Alluf, maka sangatlah tidak cocok.
Kata Alif muncul setelah masuknya bangsa Arab ke Maluku. Tetapi sebelum itu, kata Alfuros ini menunjuk kepada nama suku bangsa yang telah ditemukan oleh para ahli, yaitu “ALUNE” yang ada baik di Nusa Ina (Seram) dan Halmahera yang memiliki budaya atau system pemerintahan “ALLUF” yaitu: kepemimpinan berada di tangan “kepala kaum/kepala suku”. Budaya ini mula-mula diterapkan oleh bangsa “Edom”: yaitu keturunan Esau, saudara Yakub (Israel) anak Ishak, di Maluku disebut mata rumah (kepala kaum), kepala Soa dan kepala suku.
Alluf dalam pengertian Ibrani adalah:
- Panglima, pemimpin (Kamus Singkat Ibrani-Indonesia hal. 11)
- Kepala-kepala kaum di Edom yang di kemudian hari disebut “Raja” (Kejadian 36:19, 31)
Pada bagian akhir dari bukunya, Resley mengatakan bahwa mayoritas orang Maluku adalah merupakan keturunan dari suku Gad, yaitu suku Israel yang telah disangka hilang dan tak dapat ditemukan lagi. Inilah satu-satunya suku yang tidak memiliki perwakilan di Israel saat ini. Terbukanya pintu gerbang emas (golden gate) serta terpenuhinya nubuat kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk memerintah dunia dari Yerusalem hanya terpenuhi jika kedua belas suku telah berkumpul di tanah Zion (Israel), yang mana termasuk di dalamnya adalah suku Gad, yang pada akhirnya diistilahkan Resley dengan sebutan Yahudi Alfuros

Sumber:
Rabbi Resley, 2011, Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Solomon.

2 komentar:

  1. Apakah Masyarakat asli Pulau Seram adalah Suku ALIFURU?

    Ali =علي
    Furu = فورو

    Mendengar kata ALIFURU arong Maluku khususnya yang berada di pulau Seram, Lease, dan Ambon saat akan bangga dan mengaku mereka adalah suku ALIFURU. tapi apakah arti dari sebutan ALIFURU itu sendiri?
    ada banyak penulis saat ini yang berspekulasi mangatakan ALIFURU itu terdiri dari dua kata bahasa arab yaitu : Alif (لألف ) yang dalam bahasa arab sebagi huruf pertama di artikan sebagi yang pertama dan Uru di artikan sebagai orang. pada hal dalam bahasa arab kata URU tidak memiliki arti apa-apa dan dalam bahasa arab sendiri tidak ada kata Uru bahkan dalam bahasa Asli Seram atau orang biasa bilang bahasa tanah uru tidak memiliki arti orang, kata orang dalam bahasa tanah seram di sebut TAMATA , sebenarnya kata ALIFURU adalah sebutan untuk merendahkan orang suku-suku asli di pulau Seram, Buru dan Halmahera oleh orang-orang asing seperti bangsa arab dan eropa dan pertama kali menggunakan sebutan ini adalah orang-orang Arab dan Gujarat, sebutan ALIFURU sendiri berarti orang kafir atau terbelakang, dalam bahasa arab Ali (علي) menyembah atau berdoa kepada Tuhan, Furu/Foro (فورو) yang artinya tidak sama sekali. jadi ALIFURU itu artinya orang-orang yang sama sekali tidak mengenal, menyembah dan berdoa pada Tuhan. sebutan ini trus berlangsung sampai kedatangan bangsa Portugis, Belanda dan sampai indonesia merdeka. bahkan orang-orang lease dan ambon selalu menggunakan kata ALIFURU ini untuk mengucilkan orang-orang yang berasal dari Nusa Ina. bahkan saat beta bersekolah di SMP Negeri 1 Saparua pada Tahun 1996 itu masih saja di gunakan sebutan ALIFURU BALAKANG TANANG untuk mengucilkan Beta Sendiri karena beta berasal dari Nusa Ina. anehnya saat ini banyak sekali orang yang mengaku ALIFURU

    BalasHapus
  2. Mengenai Maluku yang katanya adalah Suku Israel yang Hilang.
    , beta tidak mengerti dari mana basudara beranggapan bahwa Maluku adalah salah satu keturunan Israel yang hilang, kalau bicara Alkitabia tidak ada satupun ayat dan nubuatan yang membuktikan Maluku adalah keturunan Isreal baik secara biologis maupun darah, kalaupun mengacu pada tulisan seorang yang katanya Rabbi (Rabbi Resly ) sepeti yang di sampaikan sementara dia tidak jelas Rabbi atau bukan, di kalangan Israel untuk menjadi seorang Rabbi seseorang itu harus masuk sekolah yang bernama Yeshiva dan berada di bawa bimbingan Rabbi terdahulu (senior) mereka yang bersatus Rabbi biasanya harus memiliki tingkat intelektual yang tinggi di dalam Debatebel (model kls dalam Yeshiva) tidak ada satupun literature dan bukti Resly ini lulus dari Yeshiva dan siapa yang mengangkat atau melantiknya. Apa yang di sampaikan Resly tidak dapat di pertanggungjawabkan secara empirit, penelitian dan fakta sebenarnya. Sehingga apa yang di sampaikan dalam Grup ini tidaklah terbukti apapun, karena tidak ada bukti yang bisa diveripikasi dengan asumsi bahwa Maluku adalah Keturunan Bangsa Israel yang hilang, jangan jadikan dirki kita menyangkali dan melupakan jati diri kita sebagai orang MALUKU asli dengan fanatisme yang keliru yang justru menyesatkan katong sandiri, semua pandangan tentang Maluku adalah suku Israel yang hilang adalah kekaguaman sesaat terhadap sejarah orang lain yang kemudian di kaitkan dengan sejarah jat diri orang MALUKU dengan memutar balikan sejara yang sebenarnya. Jika di kaitkan dengan kebudayaan, adat istiadat Maluku sejak semula tidak ada kaitannya dengan Bangsa Israel conto kecil misalnya, sistim HEKA-LEKA, sistim SASI, sistim perkaiwan dengan mas kawin berupa kepala manusia dll, sama sekali tidak ada kaitannya dengan bangsa isreal. Coba saja tarik garis geneologis (silsilah keturunan) apakah tersambung dengan bangsa Israel yang di maksud? Jelas tidak.! bahkan ada yang beranggapan DARAH CARI DARAH untuk Hal Ini dan sudah di TES DNAnya, Tapi jika basudara yang punya anggapan bahwa Maluku adalah suku Israel yang hilang, dan penasaran untuk membuktikannya silakan membuktikan sendiri garis silsila keturunannya apakah sambung atau tidak untuk membuktikan pernyatan basudara yang mengatakan DARAH CARI DARAH.! Kalupun ada basudara yang mengatakan sudah tes DNA kapan dan di mana serta hasilnya apa harus di buktikan jangan hasilnya tidak sama tapi di katakana sama, orang MALUKU jangan lagi di bohongi, katong satu darah dari MALUKU bukan yang lain. Inga Ambon sudah banyak di adu domba dengan hal-hal baru seperti yang membuat katong terpecah, jang lai, mari katong gali sejarah katong sandiri yang sudah ada bukan menempelkan diri dengan bangsa asing yang justru menyesatkan katong sandiri dari sejarah katong yang sebenarnya. jangan tersinggung dengan apa yang beta sampaikan, Beta bangga dan tak akan perna malu untuk mengatakan BETA ANAK MALUKU ASLI DARI PULAU SERAM bukan suku isreal yang hilang.!

    BalasHapus